Wednesday, September 22, 2010

Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi...

Share



Gober Bebek

Ayat bacaan: Matius 6:19-20
======================
"Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya."
Salah satu tokoh kartun yang menarik buat saya pada waktu kecil adalah Paman Gober, atau dalam bahasa Inggrisnya oleh Walt Disney dinamakan Uncle Scrooge. Nama Scrooge sepertinya diambil dari tokoh ciptaan Charles Dickens yang pelitnya minta ampun dalam bukunya A Christmas Carol. Hampir pada setiap kesempatan Paman Gober akan berurusan dengan kecintaannya yang luar biasa kepada gudang uangnya. Dia akan mempertahankannya dengan segala cara meski ancaman pencurian ia hadapi dari musuh-musuhnya. Di sisi lain, harta yang dimilikinya ternyata tidaklah membuat Paman Gober menjadi sosok murah hati. Justru sebaliknya, seperti nama Scrooge karya Charles Dickens, Paman Gober dikenal dengan kepelitannya yang luar biasa. Kita mungkin tertawa melihat tingkah Paman Gober ini, namun dalam kehidupan nyata ternyata ada banyak orang yang sikapnya sangat mirip. Uang, harta kekayaan, aset-aset mewah, semua itu menjadi sesuatu yang paling penting buat mereka. Dan tingkat kepuasan terhadap harta pun biasanya relatif. Artinya manusia akan cenderung tidak pernah puas dengan apa yang dimilikinya saat ini. Terus memburu harta, terus menimbunnya, lalu hidup stres karena selalu takut hartanya hilang atau musnah akibat berbagai hal. Bukannya bahagia, namun sebaliknya justru sulit tidur dan selalu ketakutan.
Tidak pernah ada kata cukup dalam kamus mereka yang mengejar harta. Apapun siap dikorbankan demi mengejarnya. Jujur atau curang, semua dihalalkan agar pundi-pundi bisa terus bertambah. Membantu orang? Itu artinya membuang uang. "Enak saja, kalau mau punya uang yang kerja sana.." dengan ringan mereka akan bisa berkata seperti itu tanpa melihat latar belakang kesulitan orang-orang yang kekurangan terlebih dahulu. Sadar atau tidak, ketika pola pikir menjadi berubah ke arah seperti ini, mereka sudah masuk ke dalam jebakan mamon. Dan kita tahu apa kata firman Tuhan mengenai hal ini. "Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon." (Matius 6:24). Memilih mengikut mamon, menghamba kepada uang berarti memilih untuk meninggalkan Tuhan.
Jika kita berpikir bahwa banyak uang akan membawa kebahagiaan, pikirkanlah sekali lagi. Kebahagiaan yang sejati hanyalah berasal dari Tuhan dan tidak akan pernah berasal dari harta. Harta yang ada jika tidak dikelola dengan baik sesuai apa yang diinginkan Tuhan justru hanya akan membawa kehancuran bagi kita. Berorientasi kepada harta hanyalah akan membuat kita menjadi tamak dan melupakan untuk apa sebenarnya Tuhan memberkati kita di dunia ini. Bukan uang lagi yang menjadi hamba kita, tetapi kitalah yang menjadi hamba uang.
Yesus mengingatkan kita agar jangan salah fokus dalam mengumpulkan harta. "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya." (Matius 6:19). Harta di bumi yang dikumpulkan, tidak peduli sebanyak apapun akan tetap beresiko lenyap cepat atau lambat. Ngengat dan karat bisa merusaknya, pencuri pun siap merebut semuanya. Ini adalah harta yang tidak kekal, sangat rentan terhadap kemusnahan. Lantas dimana seharusnya kita mengumpulkan harta? "Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya." (ay 20). Mengumpulkan harta di surga, itu artinya memberi dan menabur di dunia, bukan menimbun, seperti cara mengumpul harta duniawi. Terus mengasihi dan menjadi terang dan garam di dunia lebih dan lebih lagi hingga kita mendapati bahwa adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima. Paulus pun menyampaikan pesan ini sebagai sesuatu yang penting ketika ia menyampaikan salam perpisahan kepada para penatua Efesus. "Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima." (Kisah Para Rasul 20:35). Surga adalah tempat yang teraman dalam mengumpulkan harta, dimana tidak ada satupun yang bisa merusak dan mencurinya, dan semua itu akan berlaku kekal bagi kita. Tidak ada investasi yang lebih menguntungkan selain di surga.
Dari tokoh Gober bebek kita bisa melihat bahwa timbunan harta dunia tidaklah serta merta membuat kita berbahagia. Fokus pengumpulan harta yang Alkitabiah bukanlah di dunia, melainkan di surga. Tuhan tidak menyuruh kita untuk hidup miskin serba kekurangan, karena Dia telah menjanjikan segalanya bagi kita, mulai dari janji untuk mencukupkan hingga memberi kelimpahan. Dia menjanjikan semuanya, bahkan yang tidak pernah terpikirkan oleh kita. "Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." (1 Korintus 2:9). Namun ingatlah bahwa esensi dari berkat Tuhan turun atas kita bukanlah untuk ditimbun sendiri melainkan dipakai untuk memberkati orang lain atas nama Kerajaan Allah. Itu artinya kita sedang berinvestasi di surga dan itulah yang aman serta membawa manfaat kekal bagi kita. Di mana kita menimbun harta saat ini?
Berinvestasilah di surga.
Tuhan Yesus memberkati.

Tuesday, September 14, 2010

Percayakan pada Tuhan

Share
Ayat bacaan: Amsal 3:5
==================
"Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri."
Coba perhatikan kehidupan kita, bukankah jelas bahwa semua kita telah direncanakan Tuhan sejak semula? Jika melihat prosesnya, ini bukanlah proses yang gampang dan cepat. Tuhan mempersiapkan kita untuk segala sesuatunya. Dan ada kalanya kita berpikir, bagaimana jika dalam proses yang lama itu kita kemudian memberontak atau mengabaikan apa yang telah Dia rencanakan? Sebagai manusia yang punya kehendak bebas, kita bisa memutuskan apakah kita mau mendengar dan patuh kepada panggilanNya,kehendakNya dan rencanaNya, atau kita memilih untuk menolak dan lebih memilih keinginan kita sendiri. Saya bersyukur, bahwa meski saya lahir baru belum terlalu lama, tetapi sejak dulu saya ternyata tetap berada dalam koridor rencana yang telah Tuhan sediakan bagi saya.
Amsal Salomo berkata "Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri." (Amsal 3:5). Mempercayai Tuhan dengan segenap hati itu sungguh penting. Jangan setengah-setengah, jangan asal jadi, jangan malas-malasan, jangan tergantung mood dan jangan pula memberontak, tetapi harus dengan sepenuh hati. Ini penting untuk kita ingat karena pada dasarnya manusia memiliki sifat tidak sabar dan sangat mudah goyah, kehilangan kepercayaan diri dan sebagainya. Sebuah proses dari Tuhan kerap berlangsung lama. Tidak instan, tetapi selangkah demi selangkah atau step by step. Kita maunya instan, tetapi Tuhan mau membimbing kita secara perlahan sampai kita benar-benar siap melihat rencanaNya. Itu bisa makan waktu tahunan bahkan puluhan tahun. Dan dalam proses pembentukan itu kita bisa merasakan sakit, mengalami penderitaan. Kita bisa mengalami proses dimana kita harus menangis terlebih dahulu, tetapi sebuah sukacita yang indah dengan rencana Tuhan yang terkonsep dengan sempurna telah disediakan Tuhan di depan. Jika bersandar kepada pengertian kita sendiri tentu akan sulit, sebab firman Tuhan berkata "Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu." (Yesaya 55:9). Kemampuan daya pikir, nalar dan logika kita sesungguhnya terbatas, sangat kecil jika dibandingkan kemampuan Tuhan dalam merancang sesuatu bagi kita. Oleh karena itulah jika kita hanya mengandalkan logika lewat pengertian kita yang terbatas ini, cepat atau lambat kita akan menyerah. Kita tidak akan mampu menangkap rencana Tuhan atas diri kita apabila tidak disertai dengan iman yang teguh.
Apa yang direncanakan Tuhan itu sesungguhnya indah. "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir." (Pengkotbah 3:11). Pada waktunya, kita akan mendapatkan sesuatu yang indah sebagai bagian dari rencana Tuhan dalam hidup kita. Tapi kita sulit mengetahuinya sejak awal karena keterbatasan kemampuan kita, yang perbedaannya digambarkan bagai bumi dan langit dengan Tuhan. Karena ketidakmampuan kita itulah maka kita perlu mempercayakan seluruh perjalanan hidup kita ke dalam tangan Tuhan. Biar rencanaNya yang terjadi, bukan rencana kita, karena itulah pasti yang terindah. Waktunya mungkin lama, kita mungkin harus menderita terlebih dahulu, namun percayalah pada waktunya nanti, pada akhirnya kita akan melihat bahwa semua itu akan bermuara kepada sesuatu yang indah, rencana yang bunyinya seperti ini: "Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan." (Yeremia 29:11).
Tanyakan kepada bangsa Israel di jaman Musa bagaimana rasanya dibawa berputar selama 40 tahun melewati padang gurun. Tanyakan Yusuf bagaimana rasanya mengalami segala penderitaan dan ketidakadilan selama 20 tahun sebelum akhirnya ia diangkat menjadi penguasa di Mesir. Tanyakan kepada Daud bagaimana rasanya menunggu di bawah Saul sebelum akhirnya ia diangkat menjadi raja. Dan ada banyak lagi contoh bagaimana sesuatu yang pada awalnya mungkin terlihat sebagai ketidakpastian, namun pada akhirnya menjadi begitu indah yang tercatat di dalam Alkitab. Bagaimana dengan anda saat ini? Adakah hal yang membuat anda bertanya-tanya untuk apa anda melakukan sesuatu? Anda boleh saja tidak mampu melihatnya saat ini, tapi percayalah pada suatu ketika nanti semua akan menjadi begitu jelas, bermuara kepada sesuatu yang sangat indah yang telah direncanakan Tuhan sejak awal bagi diri anda. Karena itu pakailah kacamata iman dan lakukan dengan sebaik-baiknya. Tetaplah peka terhadap suara Tuhan dan ikuti terus langkah demi langkah. Dalam setiap langkah yang anda ambil, meski sulit atau bahkan sakit sekalipun, yakinlah bahwa Tuhan ada bersama anda. Percayakan setiap langkah ke dalam kehendak Tuhan, dan suatu ketika nanti anda akan melihat sesuatu yang indah di depan sana.
Manusia ingin instan, tetapi Tuhan kerap mempersiapkan kita selangkah demi selangkah.
Tuhan Yesus Memberkati

Regards,
Safitri

Monday, September 6, 2010

Father's love letter

Share
AnakKu , engkau mungkin tidak mengenal Aku
tetapi Aku mengenal segala sesuatu tentang dirimu
Aku tahu kalau engkau duduk atau berdiri
Aku mengerti segala jalanmu
Setiap helai rambut kepalamu terhitung semuanya
karena engkau diciptakan dalam gambar dan rupaKu
Di dalamKu engkau hidup, engkau bergerak dan engkau ada
Sebab engkau ini adalah keturunanKu
Aku mengenal engkau sejak sebelum engkau ada dalam kandungan
Aku memilih engkau dari semula , sebelum Aku menciptakan segalanya
Engkau ada bukan karena suatu kesalahan , karena hari – harimu ada tertulis dalam kitabKu
Aku telah menentukan waktu yang tepat untuk kelahiranmu , dan dimana engkau akan hidup
Kejadianmu dasyat dan ajaib
Karena Aku menenun engkau dalam kandungan ibumu
dan mengeluarkan engkau pada hari engkau dilahirkan
Seringkali Aku tidak dipahami oleh mereka yang tidak mengenal Aku
Aku tidak berada di tempat jauh dan murka
tetapi Aku adalah kasih yang sempurna
Dan adalah kerinduanKu untuk mengaruniakan kasihKu untukmu
Semua itu karena engkau adalah anakKu,dan Aku adalah Bapamu
Aku memberikan lebih dari yang dapat diberikan bapamu yang di dunia
karena Akulah Bapamu di surga yang adalah sempurna
Setiap pemberian yang baik dan setiap anugrah yang sempurna engkau terima dari tanganKu
Karena Akulah pemeliharaanmu dan Aku memberikan semua yang engkau perlukan
RancanganKu yang diberikan kepadamu adalah hari depan yang penuh harapan
Karena Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal
PikiranKu terhadapmu tidak terhitung seperti pasir di tepi pantai
Dan Aku bergirang karena engkau dengan sukacita dan sorak sorai
Aku tak pernah berhenti berbuat baik kepadamu karena engkaulah harta kesayanganKu
Aku merindukan untuk mengokohkan engkau dengan hatiKu dan jiwaKu
Aku akan menunjukkan kepadamu hal-hal yang besar dan ajaib
Jika engkau mencari Aku dengan segenap hatimu engkau akan menemukan Aku
Bergembiralah karena Aku,maka Aku akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu
Karena Akulah yang mengerjakan di dalammu kemauan itu
Aku dapat melakukan jauh lebih banyak daripada yang engkau pikirkan
Karena Akulah yang menganugrahkan penghiburan abadi kepadamu
Akulah juga yang menghiburmu dalam segala penderitaanmu
Ketika engkau patah hati, aku berada dekat denganmu
Seperti seorang gembala menggembalakan dombanya, Aku membawa engkau dekat ke hatiKu
Suatu hari Aku akan menghapus semua air mata dari matamu
Dan Aku akan mengangkat semua kesusahan yang engkau derita di atas bumi.
Akulah Bapamu.
Kembalilah dan Aku akan mengadakan pesta terbesar yang pernah ada di surga
Selamanya aku adalah Bapa dan selamanya Aku tetaplah Bapa
PertanyaanKu adalah
maukah engkau menjadi anakKu ?
Aku menanti-nantikan engkau.

With Love ,
Your Dad , Almighty God


taken from Generation for Christ ministry

Friday, September 3, 2010

Terlambat bersaksi

Share
Ayat bacaan: Lukas 16:27-28
=======================
"Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini."

Ada suatu keluarga, suami dan istri sama-sama berasal dari keluarga dengan kepercayaan yang berbeda-beda. Ketika si suami bertobat dan lahir baru, dia bahkan sempat dilarang untuk beribadah ke gereja oleh ayah nya. Dan untuk menghindari konflik, dia memutuskan untuk pindah ke kota lain, tempat di mana dia tinggal kini. Puji Tuhan, seiring waktu berjalan ayah nya akhirnya bisa menerima keberadaan nya sebagai murid Yesus. Ia tidak mempermasalahkan lagi, malah sempat berkata bahwa ia merasakan sesuatu yang baru, yang berbeda terhadap diri nya setelah dia bertobat. Dia tidak lagi menjadi pribadi pemarah yang suka melawan. Hingga hari ini masih menjadi pergumulan nya agar ayah dan seluruh keluarganya bisa menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, demikian pula dengan keluarga mertuanya.

Memang tidak gampang bagi kita untuk menyampaikan berita keselamatan. Takut menghadapi penolakan, tidak tahu bagaimana caranya, tidak pandai bicara dan berbagai alasan lain akan membuat kita mengabaikan sebuah tugas yang seharusnya sangat penting untuk kita lakukan. Sangat penting? Ya, sangat penting, karena hal ini merupakan pesan terakhir dalam bentuk Amanat Agung yang disampaikan Yesus sendiri tepat sebelum Dia naik ke Surga. Lihatlah ayat berikut: "Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Matius 28:18-20). Ini menjadi tugas yang seharusnya berada dalam agenda kehidupan setiap anak Tuhan di muka bumi ini. Seperti Bapa yang tidak ingin satupun manusia ciptaanNya binasa, hati seperti itu seharusnya ada pula dalam diri kita.

Renungan kemarin mengenai Orang kaya dan Lazarus yang miskin dalam Lukas 16:19-31. Jika kemarin kita sudah melihat bahwa si orang kaya terlambat untuk berbuat baik, meski kesempatan dan kemampuan sebenarnya sudah tersedia baginya, hari ini mari kita lihat keterlambatan apa lagi yang dialami oleh orang kaya tersebut. Perhatikan ayat berikut: "Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini." (ay 27-28). Orang kaya itu memiliki 5 orang saudara yang sama-sama belum bertobat. Sepanjang hidupnya ternyata ia tidak pernah mau memberitakan Firman bahkan tidak pernah mau menjadi teladan. Ia terlena dengan segala kenyamanan yang ia miliki sebagai orang kaya sehingga melupakan sebuah tugas penting yang seharusnya menjadi perhatian orang percaya. Ia terlambat untuk bersaksi, ia terlambat untuk menjadi teladan. Dan penyesalan pun akhirnya ia rasakan ketika ia tidak lagi memiliki kesempatan. "Seandainya saya tahu bakalan begini, saya akan mati-matian mengingatkan kelima saudara saya selagi masih hidup.." saya yakin ia berpikir demikian. Tetapi semuanya sudah terlambat, penyesalan sedalam apapun tidak lagi bisa mengubah keadaan.

Mewartakan Firman bukan harus selalu lewat kotbah. Dan bukan pula dilakukan dengan cara memaksa atau bahkan mengancam. Ada banyak orang yang berpikir bahwa itu hanyalah tugas pendeta atau hamba-hamba Tuhan yang aktif di gereja saja, padahal ini seharusnya merupakan tugas dari setiap anak-anak Tuhan. Kita tidak harus menjadi pendeta terlebih dahulu untuk melaksanakan tugas ini. Ada sebuah cara yang elegan dan sebenarnya mudah untuk kita lakukan, yaitu menyatakan Yesus lewat kesaksian kita, lewat pengalaman hidup kita, dan juga lewat tingkah laku dan perbuatan kita. Hal ini seringkali luput dari perhatian kita. Dalam kitab Wahyu kita bisa melihat bahwa iblis itu dikalahkan oleh "darah Anak Domba dan oleh perkataan kesaksian" kita. (Wahyu 12:11) Ini artinya kesaksian kita akan memiliki dampak yang sangat penting dalam mewartakan berita keselamatan.

Paulus menekankan pentingnya mempergunakan waktu dengan cermat dan sungguh-sungguh selagi kesempatan itu masih ada pada kita. Dalam suratnya kepada jemaat Efesus ia berkata "Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat." (Efesus 5:15-16). Dia juga mengingatkan kita untuk tidak berpangku tangan dan bermalas-malasan saja. "Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu." (ay 14). Adalah penting bagi kita untuk menjadi orang yang bersaksi, menjadi teladan dan bagi yang sudah berkeluarga hendaklah bisa menjadi orang yang sanggup memimpin keluarga untuk taat kepada Firman Tuhan. Ada waktu dimana kita tidak bisa lagi berbuat apa-apa seperti yang dialami oleh orang kaya dalam kisah Lazarus di atas, dan hal ini pun sudah diingatkan sejak jauh hari. "Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja." (Yohanes 9:4). Sudahkah kita menjadi orang-orang yang mampu bersaksi akan kebaikan dan kasih Yesus dalam hidup kita? Sudahkah kita menjadi teladan bagi sesama kita, terlebih bagi keluarga kita? Menjadi terang dan garam harus menjadi gaya hidup kita, karena percuma saja kita mengaku beriman pada Yesus tetapi tidak disertai dengan perbuatan yang bisa menjadi teladan di mata orang-orang di sekitar kita. Si orang kaya sudah tidak lagi memiliki kesempatan, tetapi kita masih bisa melakukannya saat ini. Pergunakanlah waktu yang masih tersisa semaksimal mungkin agar jangan sampai kita menyesal karena terlambat seperti si orang kaya.

Selagi masih ada kesempatan, jadilah kesaksian dan teladan bagi orang-orang di sekitar kita.

Tuhan Yesus memberkati.

Wednesday, September 1, 2010

Keajaiban

Share
Suatu hari di sebuah kelas, sekelompok kelas geografi sedang mempelajari “Tujuh Kejaiban Dunia”pada awal pelajaran mereka disuruh untuk menuliskan tujuh keajaiban dunia yang mereka ketahui saat ini,walaupun ada beberapa tidak kesesuian,namun secara garis besar mereka menuliskan tujuh kejaiban dunia tersebut :

1.Piramida
2.Taj Mahal
3.Tembok Besar Cina
4.Kuil Ankor
5.Menara eiffel
6. Borobudur
7. Dll, Dsb

ketika mengumpulkan daftar tujuh kejaiban dunia dari para siswa, sang guru memperhatikan seorang pelajar, seorang gadis kecil pendiam, yang belum mengumpulkan tugasnya,lalu sang guru bertanya kepadanya apakah dia mempunyai kesulitan dengan tugasnya

Gadis pendiam itu menjawab
“yah sedikit, saya tidak bisa memilih karena sangat banyaknya”

lalu sang guru berkata
“baik, katakan pada kami apa yang kamu miliki,dan mungkin kami bisa membantu memilihnya”

Gadis kecil itu ragu sejenak,kemudian membaca,”saya fikir “Tujuh Keajaiban Dunia”adalah :
1.Bisa melihat
2.Bisa mendengar
3.Bisa menyentuh
4.Bisa menyayangi
(Dia ragu sebentar,dan kemudian melanjutkan…)
5.Bisa merasakan
6.Bisa Tertawa
7.Dan bisa mencintai

Ruang kelas seketika sunyi, alangkah mudahnya bagi kita untuk melihat eksploitasi manusia dan menyebutnya “keajaiban” Sementara kita lihat apa yang diberikan Tuhan kepada kita, kita lebih suka melihatnya sebagai hal yang “Biasa”, semoga pada hari ini kita dapat merenungkan tentang segala hal yang betul-betul ajaib dalam kehidupan kita